Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan KH yang
menunjang pemasokan makan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
Glukosa dapar berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada
janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu.
Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang
mempengaruhi kadar pada janin.
Pengendalian kadar
gula terutama dipengaruhi oleh insulin. Akibat lambatnya reabsorpsi makanan
maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan
insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali
dari keadaan normal. Hal ini disebut tekanan deabetogenik dalam kehamilan.
Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah
dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia yang menjadi masalah
ialah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga ia
relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
Resistensi insulin juga disebabkan adanya hormon estrogen, progesteron,
kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen.
Kadar kortisol plasma
wanita hamil meningkat dan mencapai 3 kali dari keadaan normal hal ini
mengakibatkan kebutuhan insulin menjadi lebih tinggi, demikian juga dengan
human plasenta laktogen (HPL) yang dihasilkan oleh plasenta yang mempunyai
sifat kerja mirip pada hormon tubuh yang bersifat diabetogenik. Pembentukan HPL
meningkat sesuai dengan umur kehamilan. Hormon tersebut mempengaruhi reseptor
insulin pada sel sehingga mempengaruhi afinitas insulin. Hal ini patut
diperhitungkan dalam pengendalian diabetes
Mekanisme resistensi
insulin pada wanita hamil normal adalah sangat kompleks. Kitzmiller, 1980
(dikutip oleh Moore) telah mempublikasikan suatu pengamatan menyeluruh
mekanisme endokrin pada pankreas dan metabolisme maternal selama kehamilan
yakni plasenta mempunyai peranan yang khas dengan mensintesis dan mensekresi
peptida dan hormon steroid yang menurunkan sensitivitas maternal pada insulin.
Puavilai dkk (dikutip oleh Williams) melaporkan bahwa resistensi insulin selama
kehamilan terjadi karena rusaknya reseptor insulin bagian distal yakni
post reseptor. Hornes dkk (dikutip oleh Moore) melaporkan terdapat penurunan
respon Gastric Inhibitory Polipeptida (GIP) pada tes glukosa oral
dengan tes glukosa oral pada
kehamilan normal dan DMG. Mereka meyakini bahwa kerusakan respon GIP ini
yang mungkin berperanan menjadi sebab terjadinya DMG
Faktor-faktor di atas
dan mungkin berbagai faktor lain menunjukkan bahwa kehamilan merupakan suatu
keadaan yang mengakibatkan resistensi terhadap insulin meningkat. Pada sebagian
besar wanita hamil keadaan resistensi terhadap insulin dapat diatasi dengan
meninggikan kemampuan sekresi insulin oleh sel beta. Pada sebagian kecil wanita
hamil, kesanggupan sekresi insulin tidak mencukupi untuk melawan resistensi
insulin, dengan demikian terjadilah intoleransi terhadap glukosa atau DM
gestasi.
SUMBER:
P. Sarwono. 2012. “buku ilmu kebidanan edisi keempat”
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar yang membangun dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.