PENDAHULUAN
Di
Indonesia, masih banyak kasus wanita hamil yang tidak mengetahui akan merawat
kehamilannya dengan baik bahkan terkadang tidak mengenal kehamilannya. Hal ini
sebenarnya sangat berpengaruh pada janin yang ada dalam kandungannya.
Jika tidak mendapat perawatan yang baik dan tidak mendapat penyuluhan dari dokter keluarga, otomatis hal-hal yang seperti ini akan menyebabkan tingginya resiko kecacatan bahkan kematian bayi dalam kandungan. Hal ini, biasanya disebabkan karna kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan serta kurangnya peran keluarga dalam menghadapi ibu hamil.
Jika tidak mendapat perawatan yang baik dan tidak mendapat penyuluhan dari dokter keluarga, otomatis hal-hal yang seperti ini akan menyebabkan tingginya resiko kecacatan bahkan kematian bayi dalam kandungan. Hal ini, biasanya disebabkan karna kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan serta kurangnya peran keluarga dalam menghadapi ibu hamil.
Pada
pembahasan ini akan membahas tentang “antenatal
care” kepada ibu hamil, menjelaskan tentang apa dan bagaimana tindakan
seorang dokter dalam memberi penyuluhan kepada ibu hamil serta peran keluarga
dalam merawat ibu hamil, sehingga bayi dalam kandungan ibu dapat lahir sehat
ketika pasca kelahiran.
TINJAUAN TEORI
1.1 Antenatal Care
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Pemeriksaan
kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga
keadaan ibu hamil post partum (Masa
sesudah melahirkan) sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental
(Prawiroharjo, 2005). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil
ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal. Pelayanan antenatal adalah untuk
mencegah adanya komplikasi obstetric bila mungkin dan memastikan bahwa
komplikasi di deteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin,
dkk.. 2002).
Tujuan
Antenatal Care antara lain:
1.
Memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2.
Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
3.
Mengenal
secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
4.
Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
5.
Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6.
Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.
7.
Menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah
untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan
nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Pada pelayanan Antenatal Care dokter memberikan konseling
kepada ibu hamil dan keluarganya mengenai :
1.
Jadwalkan
kunjungan.
Setiap Ibu hamil menghadapi resiko komplikasi
yang bisa mengancam jiwanya, oleh karena itu setiap Ibu hamil memerlukan
sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
a.
Satu kali kunjungan selama
trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b.
Satu kali kunjungan selama
trimester kedua (antara minggu 14-28)
c.
Dua kali kunjungan selama trimester
ketiga (antara minggu 28-36 dan sesduah minggu ke 36)
Ibu hamil harus lebih sering dikunjungi jika terdapat
masalah dan disarankan untuk menemui petugas kesehatan jika ia merasakan tanda-
tanda bahaya.
2.
Kesehatan
dan Gizi
Untuk memastikan bahwa janin tumbuh sehat,
Ibu harus menjaga tubuh sesehat mungkin dan mengkonsumsi gizi sebanyak
mungkin.Selama kehamilan, demi Ibu dan janin Ibu harus menambah berat badan,
tetapi tidak berlebihan. Penambahan berat badan ibu hamil bervariasi antara
9-13 kg dengan kecepatan tertinggi biasanya terjadi pada minggu ke 24 dan 32.
Selama kehamilan, Ibu harus makan secara tepat dan mengkonsumsi banyak gizi
dengan diet yang seimbang. Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per
hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein,zat besi, minum cukup cairan.
Tabel 1.
Kebutuhan Vitamin dan Mineral Selama Kehamilan
Nama
Vitamin dan Mineral
|
Sumber
Makanan
|
Manfaat
|
Vitamin A
(retino)
|
Susu,
margarine, mentega, putih telur, ikan goreng, minyak hati ikan, hati,
rempelo, sayuran hijau dan kuning.
|
Membangun
daya tahan terhadap infeksi, untuk penglihatan, menjaga kulit dan selaput
lendir tetap dalam keadaan baik, pembentukan email gigi, rambut dan kuku,
pertumbuhan dan pembentukan kelenjar tiroid.
|
Vitamin B1
(thiamin)
|
Seluruh
biji-bijian, kacang tanah, hati, jantung, ginjal, ragi.
|
Membantu
pencernaan menjaga kesehatan perut dan usus, diperlukan untuk kesuburan,
menyusui.
|
Vitamin B2
(riboflavin)
|
Ragi,
benih gandum, biji-bijian, sayuran hijau, susu, telur, hati.
|
Mencegah
masalah mata dan kulit, penting pada saat pembuahan dan awal pertumbuhan
normal serta pertumbuhan embrio.
|
Niasin
(B3)
|
Ragi,
biji-bijian, benih gandum, hati, ginjal sayuran hijau, minyak ikan, telur,
susu, kacang.
|
Membangun
sel-sel otak, mencegah infeksi dan pendarahan gusi.
|
Asam
Pantothenat (B5)
|
Hati,
ginjal, jantung, telur, katul, biji-bijian, keju.
|
Penting
untuk seluruh fungsi reproduksi normal, menjaga sel-sel darah merah.
|
Vitamin B6
(pyridoxine)
|
Ragi,
biji-bijian, hati, jantung, ginjal, benih gandum, jagung, kentang, pisang.
|
Membantu
tubuh mengasimilasi lemak dan asam lemak yang dibutuhkan untuk memproduksi
antibody yang menyerang penyakit, kekurangan vitamin ini menyebabkan penyakit
syaraf dan anemia.
|
Vitamin
B12 (cyanocobal amin)
|
Hati,
ragi, benih gandum, biji-bijian, susu, kacang kedelai, Ikan.
|
Penting
untuk perkembangan sel-sel darah merah, diperlukan untuk pembentukan sistem
syaraf pusat janin.
|
Asam folat
(salah satu dari B kompleks)
|
Sayuran
daun mentah, hati kambing, kenari.
|
Penting
untuk pembentukan darah, mencegah kelainan pembuluh syaraf, untuk
perkembangan sistem syaraf pusat janin.
|
Vitamin C
(asam ascorbat)
|
Buah
jeruk, sayuran merah, hijau dan kuning.
|
Membantu
daya tahan terhadap infeksi, membentuk plasenta yang kuat,membantu penyerapan
besi dari usus, detoksikan yang bermanfaat dalam tubuh.
|
Vitamin D
(calciferol)
|
Susu,
minyak ikan, minyak hati, telur, mentega, putih telur, sinar matahari dapat
mengaktifkan provitamin dalam kulit.
|
Membantu
penyerapan kalsium dari usus dan membentu pengumpulan kalsium dari darah dan
jaringan ke dalam sel-sel tulang untuk memperkuat tulang.
|
Vitamin E
|
Benih
gandum.
|
Deiperlukan
untuk menjaga selaput sel.
|
Vitamin K
|
Sayuran
daun hijau.
|
Membantu
proses pembekuan darah
|
Kalsium
|
Susu,keju
keras, seluruh ikan kecil, kacang, kenari, kecambah bunga matahari, sayuran
hijau.
|
Penting
untuk pembentukan tulang dan gigi yang sehat, penting pada awal perkembangan
bayi.
|
Besi
|
Ginjal,
hati, kerang, kuning, telur, daging merah, gula, kacang merah, kismis, buah
pren.
|
Penting
untuk pembentukan sel-sel darah merah yang sehat.
|
Seng
|
Katul
gandum, telur, hati, kacang, bawang, kerang, kecambah bunga matahari, benih
gandum, gandum.
|
Membenatu
pembentukan banyak enzim dan pembentukan protein yang dibutuhkan untuk
melepaskan vitamin A dari simpanan dalam hati ke aliran darah.
|
3.
Olahraga
yang diperlukan oleh Ibu hamil
Baik sebelum maupun selama kehamilan, olah
raga itu penting. Ketika hamil, olah raga menguatkan otot-otot Ibu hamil untuk
melindungi sendi dan tulang belakang serta mengurangi rasa sakit menjelang
melahirkan.Dokter dapat menyarankan Ibu hamil untuk mengikuti program-program
olahraga prenatal yang disukainya. Prinsipnya pada Ibu hamil berolahraga dengan
lembut dan segera berhenti ketika merasa lelah, jika terengah-engah berarti
janin juga sedang menyerap oksigen. Olahraga yang dapat dilakukuan Ibu hamil
adalah :
a.
Yoga
Dengan
penekanannya pada kendali otot tubuh, pernafasan, relaksasi dan ketenangan
pikiran, yoga merupakan metode yang sangat baik sebagai persiapan kehamilan.
Teknik- teknik yoga akan membantu tahap-tahap pembukaan sewaktu persalinan.
b.
Berjalan
Olahraga
jenis ini merupakan latihan yang bagus, sehingga berjalanlah sejauh anda suka,
yang perlu diperhatikan adalah bahwa anda berjalan dalam situasi yang aman.
c.
Berenang
Berenang
merupakan bentuk latihan paling bagus dan olahraga ini bisa di teruskan sampai
kelahiran. Ibu hamil tidak boleh berenang jika airnya dingin karenan
mempermudah kram.Bertolaklah dari satu tepid an mengambanglah secara bebas
dengan punggung.
d.
Bersepeda
Bersepeda
tidak akan mengganggu, tetapi harus dihentikan ketika perut sudah cukup besar
karena akan mempengaruhi pusat gravitasi, dan Ibu akan mudah kehilangan
keseimbangan.
e.
Menari
Sejauh tidak
terlalu banyak gerak , menari selama kehamilan baik untuk menggoyang-goyangkan
panggul.
4.
Dokter
menasehati Ibu untuk mencari pertolongan segera jika Ibu mendapati tanda-tanda
bahaya seperti berikut:
a.
Perdarahan
pervaginam.
b.
Sakit kepala
lebih dari biasa.
c.
Gangguan
penglihatan.
d.
Pembengkakan
pada wajah atau tangan.
e.
Nyeri
abdomen (epigastrik).
f.
Janin tidak
bergerak sebanyak biasanya.
5.
Dokter
menjelaskan pemberian ASI kepada bayi.
Menyarankan
Ibu hamil untuk melakukan pemberian ASI kepada anaknya dengan menjelaskan
keuntungan- keuntungan pemberian ASI. Keuntungan pemberian ASI, antara lain :
a.
Pemberian
ASI dapat mendekatkan hubungan Ibu dengan bayi dan membantu proses perkembangan.
b.
Bayi yang
diberi ASI lebih kecil kemungkinan terserang penyakit dari pada bayi yang di
beri susu botol.
c.
ASI adalah
sumber makanan terbaik bagi seorang bayi.
d.
Ikatan
antara Ibu dan bayi muncul secara sangat otomatis ketika Ibu menyusui.
Menjelaskan cara merawat payudara, antara lain :
1.
Menjaga
payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
2.
Pada Ibu
yang mempunyai puting susu rata atau masuk ke dalam, Ibu bisa mengenakan breast
shield di bawah BH sejak minggu ke-15 untuk menarik puting keluar dengan di
sedot (dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit).
3.
Pada
pemberian ASI setelah bayi lahir, apabila puting susu lecet oleskan kolostrum
yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui.
4.
Apabila
payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:
a.
Pengompresan
payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
b.
Urut
payudara dari arah pangkal menuju puting.
c.
Keluarkan
ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.
d.
Susukan bayi
setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI sisanya keluarkan
dengan tangan.
e.
Letakkan
kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6.
Dokter
membantu Ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan
keadaan darurat.
a.
Bekerja sama
dengan Ibu, keluarganya, serta masyrakat untuk mempersiapkan rencana kelahiran,
termasuk mengindentifikasi penolong dan tempat bersalin, serta perencanaan tabungan
untuk mempersiapkan biaya persalinan.
b.
Bekerjasama
dengan ibu, keluarganya, dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika
terjadi komplikasi, termasuk :
1.
Mengidentifikasi
ke mana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut.
2.
Mempersiapkan
donor darah.
3.
Mengadakan
persiapan financial.
4.
Mengidentifikasi
pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada di tempat.
7.
Masa Nifas
Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu, kunjungan yang dilakukan pada masa nifas
paling sedikit 4 kali kunjungan dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi
baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.
1.
Kunjungan 1
(6-8 jam setelah persalinan)
a.
Mencegah
perdarahan masa nifas.
b.
Mendeteksi
dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
c.
Memberikan
konseling pada Ibu atau slah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas.
d.
Pemberian
ASI awal.
e.
Menjaga bayi
tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
2.
Kunjungan 2 (
6 hari setelah persalinan)
a.
Memastikan
involusi uterus berjalan normal seperti uterus berkontraksi, fundus di bawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.
Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c.
Memastikan
ibu mendapatkan cukup makanan,cairan dan istirahat.
d.
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e.
Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3.
Kunjungan 3
( 2 minggu setelah persalinan)
Sama seperti
yang dilakukan pada kunjungan yang ke 2.
4.
Kunjungan 4
( 6 minggu setelah persalinan)
a.
Menanyakan
pada Ibu tentang penyulit-penyulit yang di alami Ibu atau bayi.
b.
Memberikan
konseling untuk KB secara dini.
1.2 Tahap-tahap Antenatal Care
Antenatal
care mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upayya menurunkan angka
kematian ibu dan perinatal.Dianjurkan agar pada setiap pada kehamilan,dilakukan
antenatal care secara teratur dan sesuai dengan jadwal yang lazim berlaku.
Di
negara maju antenatal care dilakukan sebanyak 12 – 13 kali kunjungan selama
hamil,tetapi di negara berkembang cukup dilakukan 4 kali sebagai kasus
tercatat.Keuntungan antenatal care sangat besar karena dapat segera diketahui
berbagai penyakit, resiko , dan komplikasi kehamilan sehingga dapat diarahkan
untuk melakukan reveral ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang cukup.
Cara
pelayanan antenatal, disesuaikan dengan
standar pelayanan antenatal menurut
Depkes RI yang terdiri dari :
a.
Kunjungan Pertama
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang
lalu
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum
kehamilan
5) Pemeriksaan
fisik diagnostic dan laboratorium
6) Pemeriksaan obstetric
7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe,
calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas
indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
b.
Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap
wanita hamil menghadapi resiko
komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil
memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
1) Satu kali kunjungan selama trimester satu
(< 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua
(antara minggu 14 – 28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga
(antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36).(Saifudin, dkk.,2002)
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila
dilaksanakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknakes, 2003:45).
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu
didapatkan informasi yang sangat penting.
a.
Trimester
pertama sebelum minggu ke 14
1)
Membangun
hubungan saling percaya antara petugas
kesehatan dan ibu hamil.
2)
Mendeteksi
masalah dan menanganinya.
3)
Melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
4)
Memulai
persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5)
Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat
dan sebagainya
b. Trimester
kedua sebelum minggu ke 28
Sama
seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu
tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa untuk apakah ada kehamilan ganda
c. Trimester ketiga antara minggu 28-36
Sama
seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan
ganda.
d. Trimester ketiga setelah 36 minggu
Sama
seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi
lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Saifuddin, dkk., 2002)
Konsep pemeriksaan – pengawasan antenatal
meliputi :
1.
Anamnesa.
a.
Data
biologis
b.
Keluhan
hamil
c.
Fisiologis
d.
Patologis
(abnormal)
2.
Pemeriksaaan
fisik.
a.
Pemeriksaan
fisik umum
b.
Pemeriksaan
fisik khusus
b.1. Obstetri
b.2. Pemeriksaan dalam / rektal
b.3. Pemeriksaan ultrasonografi.
3.
Pemeriksaan
psikologis
a.
Kejiwaan
dalam memghadapi kehamilan.
4.
Pemeriksaan laboraturium
a.
Laboraturium
Rutin
a.1. Darah lengkap.
a.2. Urin lengkap
a.3. Tes kehamilan.
b.
Laboraturium
khusus.
b.1. Pemeriksaan TORCH
b.2. Pemeriksaan serologis
b.3. Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
b.4. Pemeriksaan protein darah
b.5. Pemeriksaan golongan darah
b.6. Pemeriksaan faktor Rh
b.7. Pemeriksaan air ketuban
b.8. Pemeriksaan infeksi hepatitis B ibu / bayi.
b.9. Pemeriksaan estriol dalam urin.
b.10.Pemeriksaan infeksi AIDS
5.
Diagnosis
kehamilan
a.
Kehamilan
normal.
b.
Kehamilan
dengan resiko
c.
Kehamilan
disertai penyakit ibu yang mempengaruhi janin.
d.
Kehamilan
disertai komplikasi.
e.
Kehamilan
dengan nilai nurtisi kurang.
f.
Diangnosis
diferensial.
6.
Penatalaksanaan
lebih lanjut.
a.
Pengobatan
penyakit yang menyertai hamil.
b.
Pengobatan
penyulit kehamilan.
c.
Menjadwalkan
pemberian vaksinasi.
d.
Memberikan
preparat penunjang kesehatan.
e.
Menjadwalkan
pemeriksaan ulang.
7.
Pemeriksaan
hamil.
Pemeriksaan pertama kehamilan diharapkan
dapat menetapkan data dasar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim dan kesehatan ibu sampai persalinan.
Dalam menggali berbagai aspek kehamilannya
dilakukan :
a.
Anamnesa
b.
Pemeriksaan
fisik umum
c.
Pemeriksaan
khusus obstetri.
d.
Pemeriksaan
laboraturium.
e.
Pemeriksaan
laboraturium khusus seperti pemeriksaan reaksi serologis, pemeriksaan faktor
rhesus,hepatitis dan AIDS.
1.3 Imunisasi pada ibu hamil
Imunisasi adalah suatu cara untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau sakit ringan. (Depkes RI, 2005).Waktu terbaik untuk membicarakan
tentang imunisasi adalah ketika sedang merencanakan kehamilan. Apabila ketika
sedang hamil seorang wanita terkena penyakit tertentu maka tergantung dari
situasinya, apakah akan diberikan vaksinasi dipertimbangkan dari untung dan
ruginya.
Jenis Imunisasi yang dibutuhkan oleh
wanita hamil :
1.
Vaksinasi
Tetanus Toxoid
Vaksinasi tetanus bertujuan untuk
mencegah kerusakan saraf, yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Vaksin TT ( Tetanus Toxoid ) adalah
vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke
dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai
pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU.
Jadwal Imunisasi TT ibu hamil
a. Bila ibu hamil sewaktu calon pengantin sudah
mendapat TT sebanyak 2 kali, maka kehamilan pertama cukup mendapat TT 1
kali,dicatat sebagai TT ulang dan pada kehamilan berikutnya cukup mendapatTT 1
kali saja yang dicatat sebagai TT ulang juga.
b. Bila ibu hamil sewaktu calon pengantin atau
hamil sebelumnya baru mendapat TT 1 kali, maka perlu diberi TT 2 kali selama
kehamilan ini dan kehamilan berikutnya cukup diberikan TT 1 kali sebagai TT
ulang.
c. Bila ibu hamil sudah pernah mendapat TT 2
kali pada kehamilansebelumnya, cukup mendapat TT 1 kali dan dicatat sebagai TT
ulang.
d. Bila ibu hamil belum pernah mendapatkan TT,
dosis TT kedua sebaiknya diberikan paling tidak 4 minggu setelah pemberian
dosis pertama, dan dosis kedua sebaiknya diberikan paling tidak 2 minggu
sebelum persalinan yang dapat diketahui melalui TTP(tetapan tanggal
persalinan).
Manfaat imunisasi TT ibu hamil
a. Melindungi bayinya
yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit
tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang
disebabkan oleh Clostridium tetani,
yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat .
b. Melindungi ibu
terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai
salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi
tetanus maternal dan tetanus neonatorum.
Efek samping jarang terjadi dan
bersifat ringan, gejalanya seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan
yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam. Vaksin tetanus tidak boleh diberikan pada
orang dengan riwayat reaksi alergi berat (anafilaksis) dan gejala-gejala berat
seperti pingsan pada pemberian sebelumnya. Tidak
ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT
2.
Vaksin
Hepatitis B
Hepatitis
B disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV, Virus DNA). Virus ini dapat ditemukan
didalam darah, air liur, cairan sperma, cairan vagina penderita hepatitis B. Penyakit
Hepatitis B
dapat ditularkan melalui 2 cara:
a) Penularan
Vertical. Penularan dari ibu pengidap hepatitis B ke bayi, yang terjadi saat
melahirkan
atau didalam kandungan.
b) Penularan
Horizontal.Penularan antar individu yang terjadi melalui:
1.
Jarum suntik yang dipakai bersama, pisau
cukur, tatto, tindik telinga, jarum akupuntur yang tidak steril, kontak melalui
luka terbuka.
2.
Kontak dengan selaput lendir, dimana virus
dapat masuk kedalam aliran darah melalui luka kecil diselaput lendir yang
terjadi dengan cara : Hubungan seksual dengan pengidap Hepatitis B, berciuman.
Hepatitis B (HBV) infeksi selama kehamilan dapat mengakibatkan penyakit
berat baik bagi ibu, janin, dan akhirnya untuk neonate. Imunisasi dianjurkan
universal di Amerika Serikat untuk semua orang di bawah usia 18 tahun dan mereka
lebih tua dari yang yang mengalami peningkatan risiko eksposur. Kehamilan bukan
merupakan kontraindikasi untuk imunisasi HBV .Vaksin harus diberikan kepada
orang-orang dengan risiko pekerjaan atau gaya hidup seperti :
a. kelompok
risiko khusus pasien (seperti yang menjalani hemodialisis)
b. mereka
yang memiliki penyakit menular seksual lainnya
c. rumah
tangga dan kontak seksual pembawa HBV
d. untuk
pelancong internasional untuk daerah-daerah endemik.
e.
untuk wanita
dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan seksual dalam 6
bulan terakhir)
f.
penggunaan
narkoba suntik
Semua wanita hamil harus memiliki skrining prenatal dini untuk kekebalan
tubuh dan, jika rentan dan jika mereka memiliki faktor risiko, harus
diimunisasi.Semua wanita hamil harus diskrining untuk infeksi hepatitis virus B
aktif karena kebanyakan perempuan yang terinfeksi tidak tahu dan, jika mereka
memiliki infeksi hepatitis B, bayi baru lahir harus menerima kelahiran dosis
vaksin hepatitis B dan hepatitis B globulin imun diberikan baik di dalam jam
lahir mengurangi kemungkinan bahwa anak akan menjadi terinfeksi virus hepatitis
B dan, jika terinfeksi, mengurangi kemungkinan bahwa bayi akan terinfeksi
secara kronis.
Vaksin
Hepatitis B disuntikkan secara intramuskuler, jangan disuntikkan secara intravena
atau intradermal. Dosis untuk Dewasa (> 10 tahun) 1,0 ml, sedangkan
dosis untuk bayi/anak (< 10 tahun) 0,5 ml. Pada Anak/Dewasa > 1
tahun sebaiknya disuntikkan pada otot deltoid, sedangkan pada bayi sebaiknya
pada anterolateral paha. Vaksin Hepatitis B rekombinan dapat diberikan secara
subkutan khusus pada pasien yang mempunyai kecenderungan perdarahan berat
(seperti hemofili).
Pemberian
Imunissasi Hepatitis B jarang menimbulkan efek samping yang serius. Efek
samping yang paling umum dari vaksin tersebut biasanya ringan dan cepat hilang,
misalnya rasa sakit pada tempat yang disuntik, sedikit demam, dan rasa sakit
pada tulang sendi.
3.
Influenza (Inaktif)
Untuk
beberapa negara dengan iklim dingin seperti Amerika, influenza merupakan
penyakit musiman yang cukup parah. Virus Influenza dengan mudahnya menyebar
lewt udara saat seseorang bersin atau batuk. Jarak penyebaran partikel-partikel
kecil saat seseorang batuk atau bersin adalah kurang satu meter.
Di Indonesia, kejadian influenza tergolong
tinggi, namun penyakit ini dianggap sebagai penyakit ringan yang bisa sembuh
sendiri.Sebenarnya influenza memang tidak tergolong ganas dan mematikan, namun
dalam kondisi hamil, daya tahan tubuh ibu dan bayi sangat rendah. Oleh karena
itu, penyakit yang sedianya ringan seperti influenza bisa menjadi parah.
Sebanyak 25% ibu hamil
yang memperoleh imunisasi influenza saat hamil mendapati bayinya tidak
terserang flu hingga usia 6 bulan. Sebaliknya, sebanyak 75% lebih bayi dari ibu
yang tidak diimunisasi influenza saat hamil akan terserang flu saat usia 0-6
bulan.Vaksin influenza juga terbukti aman bagi ibu dan bayi.
Karena meningkatnya risiko komplikasi yang berhubungan dengan influenza, wanita
yang usia kehamilannya di luar trimester pertama (>14 minggu usia kehamilan)
selama musim influenza sebaiknya diimunisasi. Pasien biasanya akan
merasakan nyeri di tempat suntikan, bengkak, kemerahan, dan demam selama dua
hari. Kejadian ini normal dan tidak membahayakan.
1.4 Peranan keluarga dalam menghadapi kehamilan
Peran keluarga adalah keterlibatan ayah/suami, dan orang tua/mertua. Sedangkan peran keluarga dalam
antenatal adalah bagaimana peran suami, orang tua dalam upayanya
agar ibu hamil dapat lebih terdorong untuk memeriksa kehamilannya.
Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga
yang diikuti dengan stress dan kecemasan. Perubahan dan selama kehamilan,
tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, seluruh anggota keluarga harus terlibat terutama suami. Dukungan dan kasih sayang dari anggota keluarga dapat memberikan perasaannya mendalaman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya.
1.
Dukungan suami
Dukungan dan peran suami selama kehamilan meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan bahkan dapat memicu produksiasi.
Tugas suamiya itu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri,
sehingga istri mengkosultasikan setiap masalah yang
dialaminya selama kehamilan. Penelitian
yang dimuat dalam artikel “What
Your partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan alinan
hospitals danclinics(2001), Amerikaserikat , mengatakan keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan
ASI untuk bayinya kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa kehamilan.
Contoh dukungan suami selama kehamilan antara lain:
mengajak istri jalan-jalan ringan,
menemani istri memeriksa kehamilannya,
tidak membuat masalah dalam berkomunikasi.
Penelitan di Indonesia, dukungan suami yang
diharapkan istri yang sedang hamil antara lain:
Suami:
mendambakan bayi dalam kandungan istri Suami senang mendapat keturunan Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan istri saat ini Suami memperhatikan kesehatan istri Suami menghibur atau menenangkan ketika istri menghadapi masalah Suami menasehati istri agar
tiadak terlalu lelah bekerja Suami membantu tugas istri Suami berdoa untuk kesehatan istri dan keselamatan ibu-calon bayi Suami menunggu ketika istri melahirkan secara
normal maupun operasi
2.
Dukungankeluarga
Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orangtua. Dukungan keluarga dapat berbentuk :
Orangtua kandung maupun mertua harus mendukung kehamilan ini Orangtua kandung maupun mertua sering berkunjung Seluruh keluarga mendoakan keselamatan ibu dan bayi Menyelenggarakan ritual adat istiadat
3.
Dukungan lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa :
Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan melahirkan Kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa Menunggui ibu ketika melahirkan Merka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
4.
Persiapan
sibling
Sibling rivalry adalah rasa persaingan antara saudara kandung akibat kelahiran anak berikutnya. Sibling
ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya,menangis,
menarik diri dalam lingkungannya,
menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan terhadap adiknya. Usia dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh karena itu, persiapan harus memenuhi setiap anak. Persiapan bagi anak mencakup penjelasan yang
dilihat dan di dengar.
Cara
untuk mengatasi terjadinya sibling
,antara lain:
1,Menjelaskan pada anak tentang posisinya
2.Melibatkan anak dalam persiapan kelahiran adiknya
3.Mengajak anak berkomunikasi dengan calon bayi yang
ada dalam kandungan ibunya
4.Mengenalkan anak dengan profilnya
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Andini. 2010
AdaptasiPsikologiDalamKehamilan
2.
Kusmiyati,
Y. 2010 PerawatanIbuHamil. Yogyakarta:Fitamaya
3.
Bramantyo,
L.2008. peransuamidalamkehamilan
4.
Cahyono,J .
“VAKSINASI cara ampuh cegah penyakit
infeksi” . Yogyakarta : Kanisius. 2010
5.
Prawira,Taswin.
“Penyakit Hepatitis-Bahaya dan Pencegahan
Hepatitis B”. Jakarta : RS Mitra Keluarga. 2011 (diunduh 30 Maret 13)
6.
Pillitteri,
A. “Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak” . Jakarta : EGC . 2002
7.
Depkes RI., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi
8.
Saifuddin,dkk.2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI
dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
9.
Manuaba,IBG.2004.Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
10. Manuaba,IBG.1998.Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
11. Stoppard Miriam. 2009. Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran. Yogyakarta. Penerbit
Pustaka Belajar.
12. Editor : Saifuddin Abdul Bari, Wiknjosastro
Gulardi Hanifa, Affandi Biran, dan Waspodo Djoko. 2004. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.
13. Chapter II pdf (Antenatal Care). Avalaibale
from : Repository usu.ac.id. Akses 31 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar yang membangun dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.