WELCOME TO MEDICAL WORLD

Kamis, 04 April 2013

Antenatal Care

PENDAHULUAN
            Di Indonesia, masih banyak kasus wanita hamil yang tidak mengetahui akan merawat kehamilannya dengan baik bahkan terkadang tidak mengenal kehamilannya. Hal ini sebenarnya sangat berpengaruh pada janin yang ada dalam kandungannya.
Jika tidak mendapat perawatan yang baik dan tidak mendapat penyuluhan dari dokter keluarga, otomatis hal-hal yang seperti ini akan menyebabkan tingginya resiko kecacatan bahkan kematian bayi dalam kandungan. Hal ini, biasanya disebabkan karna kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan serta kurangnya peran keluarga dalam menghadapi ibu hamil.
            Pada pembahasan ini akan membahas tentang “antenatal care” kepada ibu hamil, menjelaskan tentang apa dan bagaimana tindakan seorang dokter dalam memberi penyuluhan kepada ibu hamil serta peran keluarga dalam merawat ibu hamil, sehingga bayi dalam kandungan ibu dapat lahir sehat ketika pasca kelahiran.



TINJAUAN TEORI

1.1 Antenatal Care
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan  ibu hamil post partum (Masa sesudah melahirkan) sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Prawiroharjo, 2005). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal. Pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya komplikasi obstetric bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi di deteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk.. 2002).
            Tujuan Antenatal Care antara lain:
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
3.      Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat  penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5.      Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7.      Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Pada pelayanan Antenatal Care dokter memberikan konseling kepada ibu hamil dan keluarganya mengenai :
1.      Jadwalkan kunjungan.
Setiap Ibu hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya, oleh karena itu setiap Ibu hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
a.       Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b.      Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c.       Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesduah minggu ke 36)
Ibu hamil harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan disarankan untuk menemui petugas kesehatan jika ia merasakan tanda- tanda bahaya.
2.      Kesehatan dan Gizi
Untuk memastikan bahwa janin tumbuh sehat, Ibu harus menjaga tubuh sesehat mungkin dan mengkonsumsi gizi sebanyak mungkin.Selama kehamilan, demi Ibu dan janin Ibu harus menambah berat badan, tetapi tidak berlebihan. Penambahan berat badan ibu hamil bervariasi antara 9-13 kg dengan kecepatan tertinggi biasanya terjadi pada minggu ke 24 dan 32. Selama kehamilan, Ibu harus makan secara tepat dan mengkonsumsi banyak gizi dengan diet yang seimbang. Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein,zat besi, minum cukup cairan.
Tabel 1. Kebutuhan Vitamin dan Mineral Selama Kehamilan
Nama Vitamin dan Mineral
Sumber Makanan
Manfaat
Vitamin A (retino)
Susu, margarine, mentega, putih telur, ikan goreng, minyak hati ikan, hati, rempelo, sayuran hijau dan kuning.
Membangun daya tahan terhadap infeksi, untuk penglihatan, menjaga kulit dan selaput lendir tetap dalam keadaan baik, pembentukan email gigi, rambut dan kuku, pertumbuhan dan pembentukan kelenjar tiroid.
Vitamin B1 (thiamin)
Seluruh biji-bijian, kacang tanah, hati, jantung, ginjal, ragi.
Membantu pencernaan menjaga kesehatan perut dan usus, diperlukan untuk kesuburan, menyusui.
Vitamin B2 (riboflavin)
Ragi, benih gandum, biji-bijian, sayuran hijau, susu, telur, hati.
Mencegah masalah mata dan kulit, penting pada saat pembuahan dan awal pertumbuhan normal serta pertumbuhan embrio.
Niasin (B3)
Ragi, biji-bijian, benih gandum, hati, ginjal sayuran hijau, minyak ikan, telur, susu, kacang.
Membangun sel-sel otak, mencegah infeksi dan pendarahan gusi.
Asam Pantothenat (B5)
Hati, ginjal, jantung, telur, katul, biji-bijian, keju.
Penting untuk seluruh fungsi reproduksi normal, menjaga sel-sel darah merah.
Vitamin B6 (pyridoxine)
Ragi, biji-bijian, hati, jantung, ginjal, benih gandum, jagung, kentang, pisang.
Membantu tubuh mengasimilasi lemak dan asam lemak yang dibutuhkan untuk memproduksi antibody yang menyerang penyakit, kekurangan vitamin ini menyebabkan penyakit syaraf dan anemia.
Vitamin B12 (cyanocobal amin)
Hati, ragi, benih gandum, biji-bijian, susu, kacang kedelai, Ikan.
Penting untuk perkembangan sel-sel darah merah, diperlukan untuk pembentukan sistem syaraf pusat janin.
Asam folat (salah satu dari B kompleks)
Sayuran daun mentah, hati kambing, kenari.
Penting untuk pembentukan darah, mencegah kelainan pembuluh syaraf, untuk perkembangan sistem syaraf pusat janin.
Vitamin C (asam ascorbat)
Buah jeruk, sayuran merah, hijau dan kuning.
Membantu daya tahan terhadap infeksi, membentuk plasenta yang kuat,membantu penyerapan besi dari usus, detoksikan yang bermanfaat dalam tubuh.
Vitamin D (calciferol)
Susu, minyak ikan, minyak hati, telur, mentega, putih telur, sinar matahari dapat mengaktifkan provitamin dalam kulit.
Membantu penyerapan kalsium dari usus dan membentu pengumpulan kalsium dari darah dan jaringan ke dalam sel-sel tulang untuk memperkuat tulang.
Vitamin E
Benih gandum.
Deiperlukan untuk menjaga selaput sel.
Vitamin K
Sayuran daun hijau.
Membantu proses pembekuan darah
Kalsium
Susu,keju keras, seluruh ikan kecil, kacang, kenari, kecambah bunga matahari, sayuran hijau.
Penting untuk pembentukan tulang dan gigi yang sehat, penting pada awal perkembangan bayi.
Besi
Ginjal, hati, kerang, kuning, telur, daging merah, gula, kacang merah, kismis, buah pren.
Penting untuk pembentukan sel-sel darah merah yang sehat.
Seng
Katul gandum, telur, hati, kacang, bawang, kerang, kecambah bunga matahari, benih gandum, gandum.
Membenatu pembentukan banyak enzim dan pembentukan protein yang dibutuhkan untuk melepaskan vitamin A dari simpanan dalam hati ke aliran darah.




3.      Olahraga yang diperlukan oleh Ibu hamil
Baik sebelum maupun selama kehamilan, olah raga itu penting. Ketika hamil, olah raga menguatkan otot-otot Ibu hamil untuk melindungi sendi dan tulang belakang serta mengurangi rasa sakit menjelang melahirkan.Dokter dapat menyarankan Ibu hamil untuk mengikuti program-program olahraga prenatal yang disukainya. Prinsipnya pada Ibu hamil berolahraga dengan lembut dan segera berhenti ketika merasa lelah, jika terengah-engah berarti janin juga sedang menyerap oksigen. Olahraga yang dapat dilakukuan Ibu hamil adalah :
a.       Yoga
Dengan penekanannya pada kendali otot tubuh, pernafasan, relaksasi dan ketenangan pikiran, yoga merupakan metode yang sangat baik sebagai persiapan kehamilan. Teknik- teknik yoga akan membantu tahap-tahap pembukaan sewaktu persalinan.
b.      Berjalan
Olahraga jenis ini merupakan latihan yang bagus, sehingga berjalanlah sejauh anda suka, yang perlu diperhatikan adalah bahwa anda berjalan dalam situasi yang aman.
c.       Berenang
Berenang merupakan bentuk latihan paling bagus dan olahraga ini bisa di teruskan sampai kelahiran. Ibu hamil tidak boleh berenang jika airnya dingin karenan mempermudah kram.Bertolaklah dari satu tepid an mengambanglah secara bebas dengan punggung.
d.      Bersepeda
Bersepeda tidak akan mengganggu, tetapi harus dihentikan ketika perut sudah cukup besar karena akan mempengaruhi pusat gravitasi, dan Ibu akan mudah kehilangan keseimbangan.
e.       Menari
Sejauh tidak terlalu banyak gerak , menari selama kehamilan baik untuk menggoyang-goyangkan panggul.


4.      Dokter menasehati Ibu untuk mencari pertolongan segera jika Ibu mendapati tanda-tanda bahaya seperti berikut:
a.       Perdarahan pervaginam.
b.      Sakit kepala lebih dari biasa.
c.       Gangguan penglihatan.
d.      Pembengkakan pada wajah atau tangan.
e.       Nyeri abdomen (epigastrik).
f.        Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.
5.      Dokter menjelaskan pemberian ASI kepada bayi.
Menyarankan Ibu hamil untuk melakukan pemberian ASI kepada anaknya dengan menjelaskan keuntungan- keuntungan pemberian ASI. Keuntungan pemberian ASI, antara lain :
a.       Pemberian ASI dapat mendekatkan hubungan Ibu dengan bayi dan membantu  proses perkembangan.
b.      Bayi yang diberi ASI lebih kecil kemungkinan terserang penyakit dari pada bayi yang di beri susu botol.
c.       ASI adalah sumber makanan terbaik bagi seorang bayi.
d.      Ikatan antara Ibu dan bayi muncul secara sangat otomatis ketika Ibu menyusui.
Menjelaskan cara merawat payudara, antara lain :
1.      Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
2.      Pada Ibu yang mempunyai puting susu rata atau masuk ke dalam, Ibu bisa mengenakan breast shield di bawah BH sejak minggu ke-15 untuk menarik puting keluar dengan di sedot (dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit).
3.      Pada pemberian ASI setelah bayi lahir, apabila puting susu lecet oleskan kolostrum yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui.
4.      Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:
a.       Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
b.      Urut payudara dari arah pangkal menuju puting.
c.       Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.
d.      Susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan.
e.       Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6.      Dokter membantu Ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat.
a.       Bekerja sama dengan Ibu, keluarganya, serta masyrakat untuk mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengindentifikasi penolong dan tempat bersalin, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.
b.      Bekerjasama dengan ibu, keluarganya, dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk :
1.      Mengidentifikasi ke mana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat tersebut.
2.      Mempersiapkan donor darah.
3.      Mengadakan persiapan financial.
4.      Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada di tempat.
7.      Masa Nifas
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu, kunjungan yang dilakukan pada masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
1.      Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
a.       Mencegah perdarahan masa nifas.
b.      Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
c.       Memberikan konseling pada Ibu atau slah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas.
d.      Pemberian ASI awal.
e.       Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

2.      Kunjungan 2 ( 6 hari setelah persalinan)
a.       Memastikan involusi uterus berjalan normal seperti uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c.       Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,cairan dan istirahat.
d.      Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e.       Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3.      Kunjungan 3 ( 2 minggu setelah persalinan)
Sama seperti yang dilakukan pada kunjungan yang ke 2.
4.      Kunjungan 4 ( 6 minggu setelah persalinan)
a.       Menanyakan pada Ibu tentang penyulit-penyulit yang di alami Ibu atau bayi.
b.      Memberikan konseling untuk KB secara dini.


1.2 Tahap-tahap Antenatal Care
            Antenatal care mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upayya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal.Dianjurkan agar pada setiap pada kehamilan,dilakukan antenatal care secara teratur dan sesuai dengan jadwal  yang lazim berlaku.
            Di negara maju antenatal care dilakukan sebanyak 12 – 13 kali kunjungan selama hamil,tetapi di negara berkembang cukup dilakukan 4 kali sebagai kasus tercatat.Keuntungan antenatal care sangat besar karena dapat segera diketahui berbagai penyakit, resiko , dan komplikasi kehamilan sehingga dapat diarahkan untuk melakukan reveral ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang cukup.
            Cara pelayanan  antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan  antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a.  Kunjungan Pertama 
1)  Catat identitas ibu hamil
2)  Catat kehamilan sekarang
3)  Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4)  Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan 
5)  Pemeriksaan  fisik diagnostic dan laboratorium
6)  Pemeriksaan obstetric
7)  Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8)  Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9)  Penyuluhan/konseling.
b.  Jadwal Kunjungan Ibu Hamil 
Setiap wanita hamil menghadapi  resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
1)  Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2)  Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
3)  Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36).(Saifudin, dkk.,2002)
4)  Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak  lebih dari 12 jam (Pusdiknakes, 2003:45).
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
a.       Trimester pertama sebelum minggu ke 14 
1)     Membangun hubungan saling percaya  antara petugas kesehatan dan ibu hamil.

2)     Mendeteksi masalah dan menanganinya.

3)     Melakukan tindakan pencegahan  seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4)     Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi

5)    Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya
b.    Trimester kedua sebelum minggu ke 28 
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda
c.  Trimester ketiga antara minggu 28-36 
Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
d.  Trimester ketiga setelah 36 minggu 
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Saifuddin, dkk., 2002)
Konsep pemeriksaan – pengawasan antenatal meliputi :
1.      Anamnesa.
a.       Data biologis
b.      Keluhan hamil
c.       Fisiologis
d.      Patologis (abnormal)
2.      Pemeriksaaan fisik.
a.       Pemeriksaan fisik umum
b.      Pemeriksaan fisik khusus
b.1. Obstetri
b.2. Pemeriksaan dalam / rektal
b.3. Pemeriksaan ultrasonografi.
3.      Pemeriksaan psikologis
a.       Kejiwaan dalam memghadapi kehamilan.
4.      Pemeriksaan laboraturium
a.       Laboraturium Rutin
a.1. Darah lengkap.
a.2. Urin lengkap
a.3. Tes kehamilan.
b.      Laboraturium khusus.
b.1.  Pemeriksaan TORCH
b.2.  Pemeriksaan serologis
b.3.  Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
b.4.  Pemeriksaan protein darah
b.5.  Pemeriksaan golongan darah
b.6.  Pemeriksaan faktor Rh
b.7.  Pemeriksaan air ketuban
b.8.  Pemeriksaan infeksi hepatitis B ibu / bayi.
b.9.  Pemeriksaan estriol dalam urin.
b.10.Pemeriksaan infeksi AIDS
5.      Diagnosis kehamilan
a.       Kehamilan normal.
b.      Kehamilan dengan resiko
c.       Kehamilan disertai penyakit ibu yang mempengaruhi janin.
d.      Kehamilan disertai komplikasi.
e.       Kehamilan dengan nilai nurtisi kurang.
f.        Diangnosis diferensial.
6.      Penatalaksanaan lebih lanjut.
a.       Pengobatan penyakit yang menyertai hamil.
b.      Pengobatan penyulit kehamilan.
c.       Menjadwalkan pemberian vaksinasi.
d.      Memberikan preparat penunjang kesehatan.
e.       Menjadwalkan pemeriksaan ulang.
7.      Pemeriksaan hamil.
Pemeriksaan pertama kehamilan diharapkan dapat menetapkan data dasar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan kesehatan ibu sampai persalinan.
Dalam menggali berbagai aspek kehamilannya dilakukan :
a.       Anamnesa
b.      Pemeriksaan fisik umum
c.       Pemeriksaan khusus obstetri.
d.      Pemeriksaan laboraturium.
e.       Pemeriksaan laboraturium khusus seperti pemeriksaan reaksi serologis, pemeriksaan faktor rhesus,hepatitis dan AIDS.

1.3 Imunisasi pada ibu hamil
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (Depkes RI, 2005).Waktu terbaik untuk membicarakan tentang imunisasi adalah ketika sedang merencanakan kehamilan. Apabila ketika sedang hamil seorang wanita terkena penyakit tertentu maka tergantung dari situasinya, apakah akan diberikan vaksinasi dipertimbangkan dari untung dan ruginya.

Jenis Imunisasi yang dibutuhkan oleh wanita hamil :
1.      Vaksinasi Tetanus Toxoid
Vaksinasi tetanus bertujuan untuk mencegah kerusakan saraf, yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Vaksin TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU.
Jadwal Imunisasi TT ibu hamil
a.       Bila ibu hamil sewaktu calon pengantin sudah mendapat TT sebanyak 2 kali, maka kehamilan pertama cukup mendapat TT 1 kali,dicatat sebagai TT ulang dan pada kehamilan berikutnya cukup mendapatTT 1 kali saja yang dicatat sebagai TT ulang juga.
b.      Bila ibu hamil sewaktu calon pengantin atau hamil sebelumnya baru mendapat TT 1 kali, maka perlu diberi TT 2 kali selama kehamilan ini dan kehamilan berikutnya cukup diberikan TT 1 kali sebagai TT ulang.
c.       Bila ibu hamil sudah pernah mendapat TT 2 kali pada kehamilansebelumnya, cukup mendapat TT 1 kali dan dicatat sebagai TT ulang.
d.      Bila ibu hamil belum pernah mendapatkan TT, dosis TT kedua sebaiknya diberikan paling tidak 4 minggu setelah pemberian dosis pertama, dan dosis kedua sebaiknya diberikan paling tidak 2 minggu sebelum persalinan yang dapat diketahui melalui TTP(tetapan tanggal persalinan).
Manfaat imunisasi TT ibu hamil
a.       Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat .
b.      Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum.

Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam.  Vaksin tetanus tidak boleh diberikan pada orang dengan riwayat reaksi alergi berat (anafilaksis) dan gejala-gejala berat seperti pingsan pada pemberian sebelumnya. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT

2.      Vaksin Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV, Virus DNA). Virus ini dapat ditemukan didalam darah, air liur, cairan sperma, cairan vagina penderita hepatitis B. Penyakit Hepatitis B dapat ditularkan melalui 2 cara:
a)     Penularan Vertical. Penularan dari ibu pengidap hepatitis B ke bayi, yang terjadi saat
melahirkan atau didalam kandungan.
b)     Penularan Horizontal.Penularan antar individu yang terjadi melalui:
1.      Jarum suntik yang dipakai bersama, pisau cukur, tatto, tindik telinga, jarum akupuntur yang tidak steril, kontak melalui luka terbuka.
2.      Kontak dengan selaput lendir, dimana virus dapat masuk kedalam aliran darah melalui luka kecil diselaput lendir yang terjadi dengan cara : Hubungan seksual dengan pengidap Hepatitis B, berciuman.

Hepatitis B (HBV) infeksi selama kehamilan dapat mengakibatkan penyakit berat baik bagi ibu, janin, dan akhirnya untuk neonate. Imunisasi dianjurkan universal di Amerika Serikat untuk semua orang di bawah usia 18 tahun dan mereka lebih tua dari yang yang mengalami peningkatan risiko eksposur. Kehamilan bukan merupakan kontraindikasi untuk imunisasi HBV .Vaksin harus diberikan kepada orang-orang dengan risiko pekerjaan atau gaya hidup seperti :
a.       kelompok risiko khusus pasien (seperti yang menjalani hemodialisis)
b.      mereka yang memiliki penyakit menular seksual lainnya
c.       rumah tangga dan kontak seksual pembawa HBV
d.      untuk pelancong internasional untuk daerah-daerah endemik.
e.       untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan seksual dalam 6 bulan terakhir)
f.        penggunaan narkoba suntik

Semua wanita hamil harus memiliki skrining prenatal dini untuk kekebalan tubuh dan, jika rentan dan jika mereka memiliki faktor risiko, harus diimunisasi.Semua wanita hamil harus diskrining untuk infeksi hepatitis virus B aktif karena kebanyakan perempuan yang terinfeksi tidak tahu dan, jika mereka memiliki infeksi hepatitis B, bayi baru lahir harus menerima kelahiran dosis vaksin hepatitis B dan hepatitis B globulin imun diberikan baik di dalam jam lahir mengurangi kemungkinan bahwa anak akan menjadi terinfeksi virus hepatitis B dan, jika terinfeksi, mengurangi kemungkinan bahwa bayi akan terinfeksi secara kronis.
Vaksin Hepatitis B disuntikkan secara intramuskuler, jangan disuntikkan secara intravena atau intradermal. Dosis untuk Dewasa (> 10 tahun) 1,0 ml, sedangkan dosis untuk bayi/anak  (< 10 tahun) 0,5 ml. Pada Anak/Dewasa > 1 tahun sebaiknya disuntikkan pada otot deltoid, sedangkan pada bayi sebaiknya pada anterolateral paha. Vaksin Hepatitis B rekombinan dapat diberikan secara subkutan khusus pada pasien yang mempunyai kecenderungan perdarahan berat (seperti hemofili).
Pemberian Imunissasi Hepatitis B jarang menimbulkan efek samping yang serius. Efek samping yang paling umum dari vaksin tersebut biasanya ringan dan cepat hilang, misalnya rasa sakit pada tempat yang disuntik, sedikit demam, dan rasa sakit pada tulang sendi.
3.      Influenza (Inaktif)
Untuk beberapa negara dengan iklim dingin seperti Amerika, influenza merupakan penyakit musiman yang cukup parah. Virus Influenza dengan mudahnya menyebar lewt udara saat seseorang bersin atau batuk. Jarak penyebaran partikel-partikel kecil saat seseorang batuk atau bersin adalah kurang satu meter.
 Di Indonesia, kejadian influenza tergolong tinggi, namun penyakit ini dianggap sebagai penyakit ringan yang bisa sembuh sendiri.Sebenarnya influenza memang tidak tergolong ganas dan mematikan, namun dalam kondisi hamil, daya tahan tubuh ibu dan bayi sangat rendah. Oleh karena itu, penyakit yang sedianya ringan seperti influenza bisa menjadi parah.
Sebanyak 25% ibu hamil yang memperoleh imunisasi influenza saat hamil mendapati bayinya tidak terserang flu hingga usia 6 bulan. Sebaliknya, sebanyak 75% lebih bayi dari ibu yang tidak diimunisasi influenza saat hamil akan terserang flu saat usia 0-6 bulan.Vaksin influenza juga terbukti aman bagi ibu dan bayi. Karena meningkatnya risiko komplikasi yang berhubungan dengan influenza, wanita yang usia kehamilannya di luar trimester pertama (>14 minggu usia kehamilan) selama musim influenza sebaiknya diimunisasi. Pasien biasanya akan merasakan nyeri di tempat suntikan, bengkak, kemerahan, dan demam selama dua hari. Kejadian ini normal dan tidak membahayakan.

1.4 Peranan keluarga dalam menghadapi kehamilan
            Peran keluarga adalah keterlibatan ayah/suami, dan orang tua/mertua. Sedangkan peran keluarga dalam antenatal adalah bagaimana peran suami, orang tua dalam upayanya agar ibu hamil dapat lebih terdorong untuk memeriksa kehamilannya.
            Kehamilan merupakan  krisis bagi kehidupan keluarga yang diikuti dengan stress dan kecemasan. Perubahan dan selama kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, seluruh anggota keluarga harus terlibat terutama suami. Dukungan dan kasih sayang dari anggota keluarga dapat memberikan perasaannya mendalaman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya.
1.      Dukungan suami
            Dukungan dan peran suami selama kehamilan meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan bahkan dapat memicu produksiasi. Tugas suamiya itu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkosultasikan setiap masalah yang dialaminya selama kehamilan. Penelitian yang dimuat dalam artikel  What Your partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan alinan hospitals danclinics(2001), Amerikaserikat , mengatakan keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk bayinya kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa kehamilan.
Contoh dukungan suami selama kehamilan antara lain: mengajak istri jalan-jalan ringan, menemani istri memeriksa kehamilannya, tidak membuat masalah dalam berkomunikasi.
Penelitan di Indonesia, dukungan suami yang diharapkan istri yang sedang hamil antara lain:
Suami: mendambakan bayi dalam kandungan istri  Suami senang mendapat keturunan Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan istri saat ini Suami memperhatikan kesehatan istri Suami menghibur atau menenangkan ketika istri menghadapi masalah Suami menasehati istri agar tiadak terlalu lelah bekerja Suami membantu tugas istri Suami berdoa untuk kesehatan istri dan keselamatan ibu-calon bayi Suami menunggu ketika istri melahirkan secara normal maupun operasi
2.      Dukungankeluarga
            Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orangtua. Dukungan keluarga dapat berbentuk :
            Orangtua kandung maupun mertua harus mendukung kehamilan ini Orangtua kandung maupun mertua sering berkunjung Seluruh keluarga mendoakan keselamatan ibu dan bayi Menyelenggarakan ritual adat istiadat
3.      Dukungan lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa :
            Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan melahirkan Kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa Menunggui ibu ketika melahirkan Merka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
4.      Persiapan sibling
Sibling rivalry adalah rasa persaingan antara saudara kandung akibat kelahiran anak berikutnya. Sibling ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya,menangis, menarik diri dalam lingkungannya, menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan terhadap adiknya. Usia dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh karena itu, persiapan harus memenuhi setiap anak. Persiapan bagi anak mencakup penjelasan yang dilihat dan di dengar.
Cara untuk mengatasi terjadinya sibling ,antara lain:
1,Menjelaskan pada anak tentang posisinya
2.Melibatkan anak dalam persiapan kelahiran adiknya
3.Mengajak anak berkomunikasi dengan calon bayi yang ada dalam kandungan ibunya
4.Mengenalkan anak dengan profilnya





DAFTAR PUSTAKA
1.      Andini. 2010 AdaptasiPsikologiDalamKehamilan
2.      Kusmiyati, Y. 2010 PerawatanIbuHamil. Yogyakarta:Fitamaya
3.      Bramantyo, L.2008. peransuamidalamkehamilan
4.      Cahyono,J . “VAKSINASI cara ampuh cegah penyakit infeksi” . Yogyakarta : Kanisius. 2010
5.      Prawira,Taswin. “Penyakit Hepatitis-Bahaya dan Pencegahan Hepatitis B”. Jakarta : RS Mitra Keluarga. 2011 (diunduh  30 Maret 13)
6.      Pillitteri, A. “Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak” . Jakarta : EGC . 2002
7.      Depkes RI., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
8.      Saifuddin,dkk.2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
9.      Manuaba,IBG.2004.Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
10.  Manuaba,IBG.1998.Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
11.  Stoppard Miriam. 2009. Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran. Yogyakarta. Penerbit Pustaka Belajar.
12.  Editor : Saifuddin Abdul Bari, Wiknjosastro Gulardi Hanifa, Affandi Biran, dan Waspodo Djoko. 2004. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.
13.  Chapter II pdf (Antenatal Care). Avalaibale from : Repository usu.ac.id. Akses 31 Maret 2013.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar yang membangun dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan.